Laman

Senin, 13 Juni 2011

Ulang Tahun, Masih Adakah Artinya?


Apalah arti hari ulang tahun?
Pertanyaan di atas ditujukan bagi setiap orang tanpa terkecuali, karena begitu dia mulai datang ke dunia maka itulah dimulainya suatu kehidupan. Pencatatannya kemudian menjadi hari ulang tahun, hari jadi, dies natalis yang akan selalu datang setiap tahunnya, kecuali tanggal 29 Februari yang datang empat tahun sekali. Bagi anak-anak, ulang tahun adalah saatnya mendapatkan hadiah, bukan hanya dari orang tua, bila memungkinkan dari teman-temannya dengan dirayakan. Perasaan senang dan gembira anak-anak bukan karena pertambahan usia namun terlebih karena iming-iming hadiah. Hingga memasuki usia dewasa, usia tujuh belas tahun adalah awal kegembiraan remaja dengan sweet seven teen-nya. “Pesta” masa remaja dengan teman-teman yang dirayakan dengan berbagai cara menorehkan kenangan tersendiri yang tak akan terlupa, termasuk juga yang merayakannya sendirian atau cara sederhana karena usia itu adalah momen penting memasuk babak menuju usia dewasa.

Apakah artinya bagi seorang dewasa? Orang dewasa menjadi merasa lebih tua dengan penambahan usia dan dijadikan sarana merefleksikan diri. Bahkan penambahan usia diartikan sebagai pengurangan usia hidup. Ulang tahun hanyalah simbol, mengingat kembali hari lahir. Bahkan hari lari dijadikan untuk memudahkan mengingatkan masa berlaku pencatatan-pencatatan kependudukan, ulang tahun dijadikan tanda berawal dan berakhirnya KTP, SIM, dan lain sebagainya. Jujur,  cara ini lebih mudah membantu orang, namun tetap saja banyak yang melupakannya.

KELAHIRAN, itulah awal titik kritis hidup dimulainya kehidupan seseorang. Titik-titik kritis berikutnya menyusul seiring berjalannya waktu dengan terulangnya hari ulang tahun. Bahkan hari ulang tahun tak lebih menjadi tamggal biasa. Bersyukur bila ada keluarga dan handai taulan yang senantiasa mengingatkannya, bahkan bila bisa merayakan bersama mereka. Namun tidak perlu berkecil hati jika mereka yang dicintai tidak pernah mengingatkan atau bahkan diri sendiri menganggap hal yang biasa atau malahan melupakannya. Semua itu sah-sah saja. Yang lebih utama adalah memaknai setiap pertambahan umur dengan mereflesikan apa yang sudah dialami, didapatkan atau akan dicapai seseorang.

Life begins fourty.
Kehidupan dimulai dari usia empat puluh. Pertanyaan berikutnya apa yang terjadi di usia di bawah empat puluh. Bila boleh mengambil istilah gaulnya maka pertanyaannya “Kemana aja lu” selama ini? Usia empat puluh adalah dimulainya paruh kehidupan kedua, dimana pencarian jati diri, kematangan diri secara ekonomi, sosial dan budaya pada usia ini sudah menuju kemantapan dan kematangan kehidupan. Asam garam kehidupan telah dirasakan di berbagai tempat dan bagian waktu yang menambah kasanah warna kehidupan. Di usia itu diharapkan sudah menemukan tujuan hidup dan  mencapai impian-impian, tidak mereka-reka atau baru mencarinya. Bila itu yang dilakukan maka kau sudah terlambat. Bahkan ada yang berpendapat bahwa di usia itu seharusnya sudah bisa menikmati hasil jerih parah selama empat puluh tahun

Energi yang tersisa lebih banyak kepada energi moral atau batin. Kekuatan fisik akan terus menurun dan hidup makin bergumul dengan fisik dan kesehatan. Berita baiknya adalah kita lebih mudah berdamai dengan kehidupan yang memudahkan kita melewati titik-titik kritis hidup dengan lebih santai dan tenang. Penurunan fisik bukan hal besar, karena sudah ditemukannya passion sebagai energi baru yang memungkinkan kita mengerti akan tujuan, impian dan bagaimana menjalani hidup ini dengan cara sendiri atau istilahnya “Gue banget”. Pencapaian berikutnya hanya tinggal meneruskan dan memantapkannya saja.

Setiap paruh waktu dalam hidup memberikan goresan dan makna tersendiri. Pengalaman pahit dan manis selalu akan terulang. Ujian besar dan kecil pasti akan terlewati, karena menjadi manusia dewasa adalah senantiasa mampu menyikapi berbagai perubahan dalam kehidupan. Perubahan fisik adalah hal yang alami dan lumrah, perubahan moral harus diperbaharui dari hari ke hari.

Akhir dari semuanya adalah ucapan syukur kepada yang Kuasa sebagai orang beriman, bahwa telah diberikan pertambahan usia dan rezeki baik secara lahir maupun batin. Sisa umur selanjutnya digunakan untuk terus mengeksporasi jati diri dan mengaktualisasikan diri sesuai keinginan, harapan dan passion. Kerikil, batu besar, dan batu tajam telah banyak dilewati dan akan terus merintangi sepanjang jalan kehidupan. Kehidupan adalah persoalan dan persoalan membuat orang memiliki harapan akan kehidupan. Kehidupan setali tiga uang denga persoalan. Persoalan membuat manusia menjadi pribadi yang dewasa, matang dan mandiri.  

Masih berartikah hari ulang tahunmu? “Selamat merayakannya” dengan caramu.....

Selamat berefleksi!
Teriring doa dan ucapan syukur tiada henti di hari ulang tahun seorang Siana Ria.
Jakarta, 14 Juni 2011.

Jumat, 10 Juni 2011

“ROYAL WEDDING”(SR 03)

 
Sang putripun menikah dengan pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya.” Itulah penutup kisah dongeng anak-anak, yang menjanjikan kebahagiaan semu. Bila cerita ditutup dengan ’pernikahan mereka penuh dengan cobaan dan ujian’, maka cerita tidak akan selesai begitu saja, akan memunculkan sekuel baru atau ada cerita di dalam cerita.

Penikahan Terakbar Abad Ini
Dipenghujung bulan April 2011 ini pernikahan Pangeran William & Putri Kate Middleton menjadi ”Pernikahan Paling Akbar Abad Ini”.  Dua milyar orang menyaksikan cinta keduanya, begitu banyak siaran on line TV maupun berita cetak mengulas pernikahan agung ini, termasuk melalui twitter & facebook sebagai jejaring sosial, berita ini menjadi topik paling digemari dan dicari. Ditambah ulasan tentang bisnis dengan meraup keuntungan bermilyaran karena pembuatan suvenir dan segala perniknya berkaitan dengan pernikahan.

Bahkan siaran semua TV-pun mengulang-ulang semua momen romantis yang tidak akan dilewatkan begitu saja, seperti sedang menyiarkan doktrin  kebahagiaan kerajaan. Rasanya lebih dari 10 kali menonton pun tidak akan merasa sayang membuang waktu sampai-sampai harus berebut remote dengan anak, atau orang lain yang tidak suka atau tahu perhelatan akbar ini. Seraya membayangkan menjadi salah satu aktor di sana atau setidaknya menjadi terkenang dengan momen-momen romantis dulu menjelang pernikahan atau membayangkan seperti apa pernikahannya kelak. Semuanya penuh komentar baik yang setuju hingga kritikan juga, sampai pada adegan first kiss pun masih memunculkan beragam debat apakah dilakukan tulus, kamuflase atau kepura-puraan atau sekedar seremonial. Lalu membanding-bandingkannya dengan Lady Diana dan Pangeran Charles. Alangkah kejamnya!

Apakah Sesimpel Itu Sebuah Pernikahan?
Rasanya semua akan menjawab dengan cepat ”TIDAK”. Pernikahan adalah langkah awal dua orang menyatukan hati, jiwa dan pikiran dalam sebuah ikatan sakral dan sah di hadapan agama maupun hukum. Pernikahan memiliki berbagai fase dengan kurva dan gelombang naik turun yang berbeda dalam suatu bagian hidup. Perjalanan cinta dan kedewasaan yang akhirnya membuat dua insan memutuskan dalam dunia perkawinan.

Perkawinan adalah awal dari dimulainya dimensi kehidupan dua orang yang menyatu, dan bukan tujuan akhir, sehingga harus diusahakan bersama. Bila ia adalah tujuan akhir, maka tidak diperlukan perjuanangan untuk melestarikan sebuah perkawinan. Perkawinan bukan sekedar acara upacara sakral keagamaan tetapi sebuah institusi yang dibangun dua pribadi dewasa yang diikat dalam cinta. Impian suatu perkawinan adalah punya anak dan hidup berbahagia selamanya lahir dan batin. Sehingga bila tidak bisa mencapai impian, maka dianggap perkawinannya menjadi tidak sempurna. Namun mudahkah jalan menuju kebahagiaan dalam perkawinan?

Masa-masa Transisi Dalam Perkawinan
Ada masa-masa bulan madu di tahun-tahun pertama, dimana semuanya terlihat baik, indah,  dan menarik. Kata-kata terserah ’engkau sayang’ atau ’yang penting kamu bahagia’  menjadi lagu favorit yang diulang setiap hari. Dan tidak ada kebosanan sedetikpun memandangi bidadari atau pangeranmu. Tanpa lupa selalu bersyukur dan begitu bangga telah memiliki dirinya seutuhnya. Bila kau ingat bagaimana pertama kali bertemu dan jatuh cinta dengan pasanganmu, pastilah itu hal terindah di dalam hidup.

Di tahun-tahun berikutnya adalah masa penyesuain, masa lima tahun yang pertama, saat kau susah memeluknya karena pinggangnya telah menjadi begitu ekstra besar atau kau merasa tidak bisa menelan masakannya yang selalu asin dan gosong. Atau kau hanya bisa menatap lemarimu yang penuh dengan baju-bajunya, namun dia selalu mengeluh tidak punya baju ketika diajak kondangan atau resepsi? Wanita cantik itu menjadi sosok yang asing bagimu. Dia tidak lagi memperhatikanmua, tetapi hanya mengurusi anak-anakmu dan tak sempat berbicara denganmu dari hati ke hati lagi. Pangeranmu pun tidak bisa mengerti dirimu dengan segala keinginannya, dia terlalu sibuk bekerja mencari uang, hanya menelpon bila ada perlunya saja. Kalian memerlukan perhatian dan belum mengkomunikasikan kebutuhan masing-masing karena sama-sama sibuk dan merasa tidak punya waktu. Lalu memendamnya dari hari ke hari dan berharap segala sesuatunya akan baik dengan sendirinya. Ketika disadari bahwa tidak ada perubahan maka dimulailah saling berpikir siapa yang salah dan berlomba mencari kesalahan pasangan dan berharap menjadi pemenangnya. Apakah ini sebuah kompetisi? Pasti bukan jawabannya.

Berharap akan ada yang meminta maaf dan memperbaiki keadaan. Kenyataanya tidak demikian, ketika saling bertemu yang terdengar adalah berbicara dengan nada tinggi dibumbui menyalahkan pasangan dan terburailah segala benang kusut yang disimpan sekian lama. Persoalan yang tidak selesai akan membawa efek domino pada persoalan berikutnya yang lebih rumit, ditambah kompleksitas persoalan hidup yang makin rumit, anak-anak mulai tumbuh besar membutuhkan perhatian lebih baik moril maupun materi. Berada di pernikahan seperti itu seperti sarana bertemu dua insan yang sudah tidak sejalan dan terasa sangat menyesakkan. Perkawinan hanya rutinitas harian yang dipertahankan karena tak tahu harus melakukan upaya apa untuk menyelesaikannya.

Ada pasangan yang menikah dan tidak mau bercerai sekalipun tahu suaminya selingkuh atau suka sesama jenis dan tetap bertahan dengan keyakinan pernikahan untuk seumur hidup. Apakah itu konyol? Tiap orang harus yakin dengan pilihannya walaupun dianggap aneh oleh kebanyakan orang. Memutuskan mengakhiri atau meneruskan dengan berbagai catatan suatu pernikahan itu adalah hak setiap orang. Bila merasa tidak ada jalan keluar dalam kemelut perkainan, janganlah sembrono untuk mempercayai kalimat, ”Kami sudah tidak cocok” sebagai alasan mencari orang lain atau membiarkan orang ketiga masuk ke dalam rumah tangga. Sebetulnya bukan tidak cocok, tetapi malas menyelesaikan masa percocokan dua pribadi yang sama sekali berbeda cara pandangnya.

Perjalanan perkawinan memasuki arena bergelombang besar, sedang dan ada masa tenang. Kedewasaan, saling pengertian dan menerima akan mempermudah proses saling mengenal satu sama lain. Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau daripada rumput di rumah sendiri. Ungkapan itu menggambarkan betapa yang jauh terlihat hijau, coba kalau di-zoom. Tentu saja tindakan menge”zoom” ini sudah pasti tidak dibenarkan, karena ingin tahu urusan orang dan membuat orang tidak nyaman. Tetangga atau pernikahan orang lain yang baik bisa dijadikan contoh, yang buruk cukup dilihat, diamati saja.

Ketika seorang ulama besar akhirnya bercerai setelah berpoligami, dia kelihangan begitu banyak masa dan popularitas sekaligus kepercayaan dari masyarakat. Beliau yang dulu dipuja-puja ternyata dianggap masih “manusia biasa”. Terbukti warga Indonesia masih menghormati sebuah perkawinan. Ternyata sehebat apapun seorang wanita, dia akan tetap memilih tidak ingin diduakan atau dimadu. Sebesar apapun seorang ulama dia tetap manusia biasa yang harus menyelesaikan persoalan dalam rumah tangga yang tidak bisa selesai tanpa ada usaha. Apalagi seorang manusia biasa dengan tingkat pemahaman dan keimanan yang jauh dari beliau itu.

Pernikahan Lady Diana dan Pangeran Charles hancur karena tidak ada solusi bagi keduanya yang memilih mencari orang ketiga namun tetap berusaha terikat dalam pernikahan.  Kisah cinta mereka menjadi skandal terbesar dalam kerajaan Inggris dan harus diakhiri dengan kematian Lady Diana dalam kecelakaan tragis karena dikejar-kejar paparazi setelah tercium media tidak ada kebahagiaan diantara keduanya. Pangeran Charles pun kembali pada cinta masa lalunya Camelia Parker tanpa merasa malu atau bersalah dengan rakyatnya. Baginya kebahagian pribadi adalah hal yang utama dan mengalahkan hal lain. Bahkan sang Ratupun kabarnya mulai menerima kehadirannya.

Bagaimana Mengatasi Masalah Dalam Perkawinan?
Setiap perkawinan selalu punya masalah masing-masing. Tidak ada perkawinan tanpa persoalan. Persoalan itu seperti garamnya kehidupan, yang harus ditakar sesuai dengan makanan yang akan dibuat. Garam bisa menjadi berguna namun bisa juga membuat masakan tidak bisa dimakan karena terlalu asin. Ada yang selalu merasa kurang dalam hal ekonomi, penghasilan terbatas tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan yang tidak terbatas, padahal bila dikaji masalah sebenarnya pada bagaimana mengatur keuangan. Kebutuhan tidak akan pernah habis demikian juga dengan keinginan. Ada yang dirundung pergumulan berat karena anak-anak yang sering sakit atau punya anak dengan kebutuhan khusu yang memerlukan perhatian ekstra, baik biaya maupun tenaga. Namun banyak juga karena kehadiran orang ketiga, baik keluarga, saudara, teman maupun para mantan kekasih. Jadi setiap persoalan pasti ada dalam sebuah rumah tangga. Karena perkawinan bukan tujuan akhir, tetapi awal bertemunya dua manusia yang berjanji untuk hidup bersama.

Bila membutuhkan orang lain untuk membantu menyelesaikan masalahmu, carilah orang yang berkompeten, tenaga profesional dan tidak sembarangan membagi rahasia rumah tanggamu. Apalagi di jaman yang sangat cepat berubah, informasi begitu mudah di dapat. Mudah menghubungi mantan, teman atau orang lain yang seharusnya tidak perlu ikut campur tangan dalam perkawinan, alih-alih justru membuat keadaan makin runyam. Walaupun jalan ini ditempuh setelah akumulasi berbagai perasaan dan persoalan yang tidak terselesaikan. Tidak ada seorang pasanganpun yang bisa lari dari persoalan, siapapun dia. Jangan berharap pasanganmu pasti akan mengerti apa yang kau mau, selalu tanyakan dan komunikasikan, agar selalu terhubung dalam saluran gelombang pernikahan yang sama.

Semua pernikahan membutuhkan proses, untuk saling mengenal secara terus menerus. Tidak ada yang terjadi dengan instan. Yang dibutuhkan adalah kompromi dua belah pihak yang memiliki hati, pikiran dan tindakan yang berbeda. Dua pribadi yang berbeda jenis kelaminnya, latar belakang budaya, sosial dan ekonomi. Kompromi dalam segala hal yang dikomukasikan, akan menciptakan ”win win solution”sehingga tidak ada slogan wanita dijajah pria atau sebaliknya” atau sekedar saling mengalah agar tidak berantem/ berselisih pendapat. Kesalahan-kesalah yang terjadi dalam perkawinan memberi pembelajaran agar pribadi-pribadi yang terlibat di dalamnya makin dewasa.

Marilah kita melihat kembali melihat pasangan kita, dengan sisi yang berbeda bila kehambaran mulai menggerotinya, seolah dia adalah ”William” kita dan lainnya beritndak sebagai ”Keti”. Tidak akan ada yang marah atau menertawakan perumpamaan ini. Anggaplah orang lain tidak ada yang tahu, hanya berdua dan bukanlah sebuah drama. Ingatlah saat pertama kali mengenalnya, jatuh cinta dan meminangnya. Pasti banyak hal yang dipertimbangankan, banyak ujian dan cobaan yang dilalui. Percayalah dia yang terbaik untukmu saat ini. Kalau kau merasa dia belum ideal, maka bicaralah dengan senyum manis sambil makan ke luar bersama dan katakan apa keinginanmu. Tidak ada batu yang tidak ada hancur, ketika tetes-tetes air mengena padanya sepanjang waktu. Hanya butuh kesabaran, kesabaran dan kesabaran.

Akhirnya apakah harapan Royal Wedding?
Harapan the Royal Wedding pastilah sama seperti harapan yang sama dengan buku-buku dongeng: HAPPY EVER AFTER”. Apakah ceritanya akan begitu?  Nobody knows. Tidak ada seorangpun yang tahu akan hari esok dan bisa memastikannya. Masa depan adalah misteri. Bila boleh mengambil perumpaan bahwa perkawinan kita itu seperti ROYAL WEDDING juga,  maka perkawinan itu menjadi hal paling utama dan harus dipertahankan keaslian dan keindahnya hingga akhir hayat, sehingga dengan bangga kita bisa bilang pada pemilik ROYAL WEDDING, ”Kita hanya berbeda kerajaan dan kemeriahan saja.” Sambil tersenyum sedikit sombong.

Jumat, 10 Juni 2011

Minggu, 05 Juni 2011

Hidup Yang Biasa-biasa Seumur Hidup?

Aku sempat protes kepada Yang Kuasa di atas, kenapa tidak dianugrahi hidup seperti kata-kata pada salah kaos DAGADU “muda bersenang-senang, tua kaya raya, mati masuk surga”. Namun kenyataannya harus dilahirkan di kota kecil dengan kehidupan yang biasa-biasa saja, telah bekerja lebih dari 15 tahun pun masih biasa-biasa saja karir & penghasilannya. Sepertinya hidup ini ditakdirkan harus mengikuti lirik lagu dangdut ”yang sedang-sedang saja”. Toh aku jadi orang tidak jahat atau tergolong orang baik, selayaknya orang lain lah, taat peraturan dan menjalanan etika dimana saja, sedikit religius dan suka menolong orang. Namun apakah itu cukup sebagai tiket mendapat rezeki banyak? (kaya mendadak-red)

Namun setelah menjalani hidup lebih dari sepertiga abad, aku baru bisa menyimpulkan kenapa hidupku ini sangat biasa-biasa saja. Sekolah biasa, kuliah biasa & kerja juga biasa2 saja. Semua terkait dari cara berpikir kebanyakan orang, bahwa apa yang telah dimiliki, dijalani adalah hal-hal biasa saja, STD (standar). Kalau dibuat kurva normalnya maka aku bisa pastikan berada di tengah-tengahnya 60% yang sedang-sedang, sisanya 20% diatas rata-rata, 20% dibawah rata-rata. Apakah harus menjadi kecewa dan marah memiliki hidup yang biasa-biasa saja? OH my God! Tentu tidak. Dalam hal-hal biasa masih ditemukan hal-hal luar biasa atau istimewa, seperti duduk di atap gedung DPR bersama ribuan orang di masa reformasi, makan restoran di lantai 46 gedung bertingkat Jakarta, tidur di hotel mewah bintang 5 karena pekerjaan. Naik pesawat meskipun masih kelas ekonomi, bisa naik kereta ekspress dan banyak aktivitas lain yang mungkin orang-orang biasa lainnya belum pernah mengalaminya. Aku menganggap semuanya bonus & keajaiban hidupku. Setidaknya untuk membesarkan hati.

Orang kaya atau selebritis yang selalu dianggap hidup dalam dunia ”luar biasa” pun menganggap hari-harinya yang dikelilingi para body guard sebagai hidupnya yang biasa dan terkadang menginginkan yang ”luar biasa”. Sang Budha memilih pergi dari istana mencari kesejatian hidup. Jadi tidak ada kesempurnaan dalam hidup ini. Apakah orang-orang kaya, terkenal, selebritis merasa bahagia dalam hidupnya? Michael Jackson tidak mau menjadi afro amerika & mencari segala upaya memutihkan kulitnya. Beberapa selebritis mati karena over dosis! Apa kau menginginkan menjadi salah satu dari mereka yang luar biasa itu? Semua adalah masalah cara memandang hidup, apakah kau menjadi orang biasa atau luar biasa.

Orang-orang kaya bingung menaruh uang dan kekayaannya di bank paling bonafide dan terpercaya, namun ketika pencuri datang mengambil harta para prioritas banking kita hanya membacanya dan manggut-manggut serta terheran-heran dengan jumlah rekening mereka, seraya berandai-andai memiliki sekian persen dari rekening atau deposito yang dijebol. Kenapa pencuri tidak mengambil uang di bank kita yang nilainya tak seberapa itu? Pernahkah kau pikirkan itu? Para pencuri sangat pintar dan tahu kepada siapa dia harus mengambil harta seseorang, tanpa bermaksud menghakimi para koruptor atau orang yang bekerja dengan tidak halal. Itu bukan tugas manusia biasa-biasa saja. Setidaknya yang biasa-biasa saja merasa lebih tenang karena tidak perlu kawatir hartanya dicuri orang, dan tidak akan dilirik pencuri. Curian sedikit dan besar, sama hukumannya, jadi mereka juga tidak mau ”bekerja” untuk hal yang biasa-biasa saja.

Pernahkah kau bermimpi menjadi seorang Briptu Norman, atau Sinta dan Jojo menjadi selebritis dalam waktu singkat? Bila kau adalah dia, apa yang kau lakukan dengan gelimangnya uang  dan popularitas seperti selebritis? Apa kau siap bila orang-orang menguntitmu kemanapun kau pergi, ingin tahu apa yang kau makan, apa merk baju dan sepatumu. Atau tatkala kau akan mengejar pacarmu atau menduakannya, berbagai infotaiment sudah siap membuka semua kisah cintamu. Atau kau tidak bisa bersama keluargamu akan terdengar seperti proses perkawinan di ujung tanduk. Bahkan ketika kau makan di warung Tegal, lagu yang tersiar adalah kau sudah bangkrut.

Pertanyaanya adalah apa yang akan kau lakukan untuk menghabiskan 10, 20, atau 50 tahun kedepan dengan keadaan yang mungkin tidak berubah banyak (baca: biasa-biasa saja). Jika kau pun mengisinya dengan kegiatan yang biasa-biasa saja, maka akan membuat hidup sangat menjemukan dan terjebak dalam rutinitas. Setiap orang memiliki 24 jam yang sama namun belum tentu memiliki jumlah hari yang sama. Jadi pergunakanlah semua waktu yang kau miliki untuk berbuat ”hal luar biasa” dalam hidup yang nampaknya seperti biasa-biasa saja ini.

Yang perlu dimiliki orang biasa-biasa adalah kebijaksanaan dalam membelanjakan uang, memelihara hidup yang sehat, bergaul dengan banyak orang, melakukan hobimu dan terutama menjaga anak-anak dan keluargamu agar mereka bisa makan, sekolah dan hidup yang layak, meskipun bukan hidup yang mewah. Percayalah kau akan merasa senang dan bahagia dengan segala yang melekat padamu. Memang uang adalah alat pembayaran sah, yang bisa memberikan apa saja yang kau inginkan, namun tidak bisa membeli kebahagiaan. Belilah barang atau jasa sesuai dengan kemampuanmu, jangan melebihinya agar hatimu tetap tenang.

Dimana kau taruh hatimu, disitulah hidupmu akan dapat kaumiliki. Hati melekat tak jauh dari sekepal tangan dengan jantungmu dan biarkan diisi dengan hal-hal baik, abadi & menyenangkan untuk orang lain. Pada waktu kau kehilangan hal diluar dirimu, rasa sakit itu tak akan membuatmu jatuh terhempas, tetapi kau tetap berdiri di tempat dan merelakan segala sesuatu yang tidak abadi itu pergi. Orang sebenarnya saling memandang dan menilai orang lain dengan pola berpikir yang dibawanya. Janganlah kau taruh dirimu pada penilaian orang, yakinlah dengan nilai-nilai yang kau miliki.

Akhirnya aku menyadari dan mengerti setelah perjalanan waktu hidup yang cukup panjang ini, bahwa aku bisa melihat berbagai jenis & golongan orang dengan berbagai sifat dasar manusia. Mau jadi apapun kaulah yang menentukan hidupmu. Meskipun kau hanya hidup pas-pasan dan biasa-biasa saja, namun kau tetap dapat menikmati dan memaknai hidup. Itulah yang terpenting dari semuanya.

Jakarta, 28 April 2011

JEJARING SOSIAL, KAWAN ATAU LAWAN


Siang malam kuselalu menatap layar terpaku, untuk online on line on line... sebaris lagu Saykoji ”ON LINE” mengambarkan bahwa dunia sekarang adalah dunia on line. On line begitu populer dan menjadi bagian gaya hidup masa kini, seperti lirik-lirik selanjutnya cukup menggelitik.

Jejaring sosial (JS) terjemahan social networking atau website comunity menurut kamus Wikipedia adalah jaringan untuk membuat profile, melihat list pengguna, mengundang atau menerima teman untuk bergabung atau tempat bertemunya netler (pengguna internet) di dunia maya. Bentuk kolabolasi yang ditawarkan misalnya bertukar pendapat file atau mencari teman,  atau adanya interaktivitas. Jejaring sosial yang marak beberapa tahun terakhir menawarkan beragam fasilitas kepada penggunanya. Ada beberapa jejaring sosial  yang sangat populer dan digandrungi pemakainya dengan memiliki ribuan bahkan pemakainya adalah Facebook (FB), twitter, myspace, youtube, friendster dan millis. Selanjutnya hanya jejaring sosial yang bisa terkoneksi dengan handphone (HP) saja yang berkembang dengan cepat dan diminati, karena dunia sekarang adalah dunia mobile. Siapa yang tidak punya HP? Trend sekarang malahan orang punya lebih dari satu karena murahnya fasilitas yang ditawarkan operator disamping murahnya harga HP sendiri.  Hanya tinggal pencet saja, langsung bisa on line (OL), ada juga yang menawarkan tanpa mengeluarkan banyak uang untuk bayar pulsa (note: operator tertentu)

Untuk bisa bergabung dengan suatu jejaring sosial, kita diharuskan memiliki alamat akun (account). Twitter yang mulai berkemtang di tahun 2009 diminati kaum muda, dini menawarkan bisa mem-follow’ atau tidak mem-follow orang-orang yang disukai sebanyak-banyaknya dan men-retweet. Bila kau tidak punya follower, maka tidak ada yang membaca statusmu namun kau tetap dapat melihat status orang yang difollow. Berbedanya dengan FB yang dimulai tahun 2006 ini mengharuskan adanya konfirmasi pertemanan agar bisa saling membaca time line (daftar status). Masing masing jejaring sosial memiliki kekurangan dan kelebihan, namun diantara yang ada, FB-lah rajanya social networking.

FB mensyaratkan pengguna berumur min 14 tahun ke atas, dengan pemikiran dia sudah bisa memanfaatkan dan mengatasi dampak yang ditimbulkan dari dunia on line. Anak saya yang baru berumur delapan tahun minta dibuatkan akun FB agar terhubung dengan teman-teman sekolahnya, menanyakan PR, tugas sekolah dll. Apa benar begitu? Membuat akun FB hanya perlu waktu lima menit dan selanjutnya bisa berselancar bebas di dunia maya? Sekali klik, maka kita bisa tersambungkan dengan beribu-ribu link dari yang baik sampai jahat termasuk pornografi. Untuk ukuran orang dewasa saja, FB bisa menjadi disalahgunakan orang lain, apalagi untuk anak kecil yang belum bisa menyaring semua informasi yang masuk dengan deras tanpa bisa dibendung dan orang tuanya mungkin tidak bisa mendampingi anak-anak selama 24 jam. Kita tidak tahu dia OL dimana? Bisa saja ke warnet, namun ingatlah dengan HP dia bisa OL, bisa saja dia cukup punya kartu operator yang murah harganya dan meminjam HP temannya, ditambah tanpa mengeluarkan pulsa barang seperak pun (banyaknya paket gratisan FB). Bila anak-anak sudah memedang HP, maka itulah saatnya ”pengawasan” ekstra ketat terhadap penggunaan dan terhubungnya dia ke dunia maya.

Sebagai jalan tengah saya mengijinkan dia melihat tampilan dinding atau beranda FB saya dan menjelaskan mengapa saya suka ”bermain” FB. Saya tunjukkan beberapa foto-foto saudara-saudara di dinding (wall) saudaranya. Saya gemar menulis dan memanfaatkan waktu luang selama perjalanan pulang dan pergi kerja dengan jam tempuh bisa 2-5 jam seharinya, selebihnya tetap membatasi diri dengan tanggung jawab dan kewajiban di rumah. Dan FB menjadi jejaring sosial bukan hanya sejuta umat tetapi semilyar umat. Siapa tidak kenal FB. Tidak punya akun FB, maka akan dianggap ketinggalan jaman. Benar begitu?

Berbagai kasus yang marak ditimbulkan akibat ”penyalahgunaan” FB menjadi buah bibir di masyarakat. Masih teringat kasus penculikan seorang gadis di bawah umur dari Surabaya yang tidak pulang kerumah dan dilarikan ”teman maya”-nya setelah copy darat (bertemu di suatu tempat di Jakarta). Banyak kasus penipuan pun lahir dari sana, karena mudahnya akses. Foto profil yang ”bagus” (baca: cantik & tampan) bisa dipampang dengan mudah untuk memperdaya korbannya, termasuk kasus ’Siska Bogor’ yang banyak membuat orang kecele dengan akun FB-nya dan menipu uang banyak dengan korban yang sebagian besar adalah pria! Sempat tersiar kabar akan dikeluarkan fatwa untuk mengharamkan Facebook (FB), malah ada rumor FB yang akan ditutup pada tanggal 1 Maret 2011, kenyataannya FB masih hidup & marak sampai sekarang, hingga saya bisa men-share tulisan ini.

FB melalui gerakan sejuta facebooker menolak penahanan Bibi & Candra ketua KPK, dan hasilnya luar biasa. Selanjutnya muncul gerakan-gerakan lain untuk mengoalkan sesuatu tujuan Jadi tidak hanya berdampak negatif saja, tetapi FB juga berdampak positif dan bisa dipakai sebagai alat perjuangan mencapai cita-cita mengingat begitu banyaknya pengguna. Sekarang ucapan selamat ulang tahun, atau hari raya tidak lagi menggunakan sms saja, tetapi juga melalui jejaring sosial. Simpel mudah, tidak hanya dengan kata-kata kalimat saja tetapi juga gambar, sekali kirim semua orang bisa menerima, tanpa dipungut biaya.

Masih ingat pertama kali pegang handphone (HP) baru, betapa sulitnya lepas dari barang yang satu itu, malah bisa tidak tidur semalaman mengeset sampai ketemu screen tampilan yang paling pas dan oke. Seharian menelpon teman atau pacar, meskipun harus dibayar dengan pulsa yang dubilah mahalnya. Perkembangan terakhir dengan maraknya HP buatan Cina masuk ke pasaran, HP mewabah ke seluruh golongan ekonomi penggunanya, pun sampai ke anak TK sudah diberi HP. Golongan yang terakhir ini saya tidak habis pikir, untuk apa ya? Kalau jadi umpan para pencopet HP sih setuju banget, seperti memberi ikan pada kucing yang kelaparan.

Selanjutnya bila ketemu teman-teman lama bin jadul, maka pertanyaan yang ditujukan setelah no. Hand phone (HP), tinggal dimana,  pasti alamat akun (account) FB-nya agar bisa terhubung setiap saat. Bukan hanya bisa up date status dalam bentuk kata-kata tapi juga bisa dalam bentuk gambar atau foto. Setiap saat atau moment begitu sering orang memoto dirinya sendiri dengan HP berkamera yang banyak dimiliki dan langsung meng-update fotonya.

Bila ditanya kenapa begitu terikat pada jejaring sosial maka jawabannya lebih banyak karena unsur psikologi, bagaimana sih rasa senangnya ”bernostalgia”, sensansi bertemu, mengobrol dengan teman-teman, saudara bahkan musuh atau mantan pacar kembali, atau bahasa kerennya terhubungnya kembali tali silahturahmi yang terputus sekian lama bahkan hingga puluhan tahun. Pasti seperti kejatuhan durian runtuh atau dapat rejeki nomplok, banyak hal yang ingin dibicarakan. Terkadang hal ini justru menimbulkan kecanduan tersendiri. Cara muda mendeteksi kecanduan jejaring sosial adalah cobalah sehari tanpa terhubung dengan FB atau tweeter atau social networking lain, kalau kau merasa kelimpungan dan salah tingkah maka itulah tahap awalnya, namun bila merasa biasa saja maka berbahagialah karena kau sanggup mengontrol dirimu sendiri.

Selamat datang dunia narcis! Mungkin itulah yang tepat untuk masa sekarang. Apa saja bisa kau bagikan (share) dari buah pikiran, pengetahuan, aktivitas sehari-hari, sampai hal remeh temeh. Siang malam up date! Penyakit yang mewabah adalah on line tidak tahu diri dan tak kenal batas! Dunia narcis menjadi dunia yang sangat dekat, setiap moment dalam hidup dibagikan lewat kata-kata maupun gambar. Bila sudah begitu kau akan merasa sangat ”up date” dengan dunia saat ini, menyaingin para selebritis.

Bahkan bila ketinggalan HP, maka hidup terasa tertinggal di berabad-abad jaman batu karena tidak bisa berkomunikasi dengan siapa-siapa apalagi untuk update status atau membuat tweet. Bila ada pertanyaan lebih baik ketinggalan dompet atau HP, pasti sebagian menjawab ketinggalan dompet. Ketinggalan dompet masih bisa mengutang ke teman atau orang lain, tapi ketinggalan HP? Oh, tidak! Itu serasa dunia runtuh, merasa sendirian walau sesaat.

Semua jejaring perkawanan ini ditawarkan masing-masing dengan kekurangan dan kelebihannya. Kitalah yang harus mengusai hidup kita dan memilih mana yang perlu, kapan perlu terhubung dan jangan lupakan kehidupan pribadi yang tidak perlu diumbar kepada yang lain. Semua yang sudah menjadi status tercatat di dunia maya pun dengan mudah dapat dihack atau disabot juga oleh orang lain  untuk disalahgunakan. Apalah jadinya bila hidup tidak punya privasi dan kau selalu dibuntuti jejaring sosial. Bila sebagian waktu yang dimiliki lebih banyak di dunia internet (selain untuk bekerja) dan begitu kecanduan on line, mungkin ada yang salah dengan hidupmu. Hidup tidak hanya di dunia maya, tetapi lebih utama di dunia nyata dimana  kita hidup dan bersosialisasi dengan keluarga, saudara, teman dan kerabat. Untuk apa menjadi selebritis dunia maya namun kehilangan pertememanan yang sesungguhnya di dunia nyata. Hiduplah secara seimbang, mengobrol dengan teman-teman, berolah raga dan sesekali bershopping bersama, meskipun kau tak membeli barang apapun.

Didunia internet juga ada netiket (etika berinternet) yang harus ditaati. Status mengolok-olok, menghina atau mendeskriditkan orang lain dan berbau SARA bisa dituntut secara hukum. Jadi kita juga harus berhati-hati dalam membuat atau mengomentari status. Batasilah diri dengan kaidah dan norma yang ada dan hormatilah hak orang lain juga. Jangan membuat status/tweet  setiap saat karena akan menggangu time line orang lain. Ambillah waktu yang tepat untuk berpromosi agar orang tidak marah dengan ”barang dagangan” dan akun menjadi diblokir teman. Gunakan jejaring sosial untuk tujuan yang semestinya, banyak manfaat yang bisa diambil dari jejaring sosial ini.  Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru. Jadikan dia kawan yang menguntungkan, namun ketika ada yang bermaksud jahat kepadamu lawanlah tanpa rasa takut.

Dunia internet semakin berkembang pesat, tak bisa dibendung, yang bisa kita lakukan adalah mengelolanya. Dunia ini bukan lagi dunia untuk orang dewasa saja sekaligus dunia anak-anak penerus. Ingatlah bahwa sekali klik, maka ribuan informasi dapat raih dengan mudah, persoalannya adalah siapkah anak-anak menyaring derasnya arus informasi itu. Begitu banyak manfaat sekaligus juga kejahatan berkedok kebaikan disana. Anak-anak akan melihat bagaimana cara orang tuanya ”menaklukkan” dunia yang semakin sempit ini namun begitu cepat berubah dalam layar internet. Setidaknya kita bisa menjelaskan secara sederhana kepada anak-anak tentang berbagai hal, tentang bermacam pergolakan, kejadian atau  peristiwa di tempat lain yang dengan mudah bisa diakses. Menerangkan kekurangan dan kelebihan suatu jejaring sosial dan mengenalkan secara sederhana sesuai dengan umur dan pemahaman mereka. Yang tak kalah penting adala mengajarkan kapan dan dimana waktu yang tepat memanfaatkanya. Mau tidak mau, kita tidak bisa menolak dunia global yang semakin sempit ini. Selamat berjejaring sosial. Hidup harus dicermati dan dinikmati.

Jakarta, 22 Mei 2011