Laman

Minggu, 05 Juni 2011

JEJARING SOSIAL, KAWAN ATAU LAWAN


Siang malam kuselalu menatap layar terpaku, untuk online on line on line... sebaris lagu Saykoji ”ON LINE” mengambarkan bahwa dunia sekarang adalah dunia on line. On line begitu populer dan menjadi bagian gaya hidup masa kini, seperti lirik-lirik selanjutnya cukup menggelitik.

Jejaring sosial (JS) terjemahan social networking atau website comunity menurut kamus Wikipedia adalah jaringan untuk membuat profile, melihat list pengguna, mengundang atau menerima teman untuk bergabung atau tempat bertemunya netler (pengguna internet) di dunia maya. Bentuk kolabolasi yang ditawarkan misalnya bertukar pendapat file atau mencari teman,  atau adanya interaktivitas. Jejaring sosial yang marak beberapa tahun terakhir menawarkan beragam fasilitas kepada penggunanya. Ada beberapa jejaring sosial  yang sangat populer dan digandrungi pemakainya dengan memiliki ribuan bahkan pemakainya adalah Facebook (FB), twitter, myspace, youtube, friendster dan millis. Selanjutnya hanya jejaring sosial yang bisa terkoneksi dengan handphone (HP) saja yang berkembang dengan cepat dan diminati, karena dunia sekarang adalah dunia mobile. Siapa yang tidak punya HP? Trend sekarang malahan orang punya lebih dari satu karena murahnya fasilitas yang ditawarkan operator disamping murahnya harga HP sendiri.  Hanya tinggal pencet saja, langsung bisa on line (OL), ada juga yang menawarkan tanpa mengeluarkan banyak uang untuk bayar pulsa (note: operator tertentu)

Untuk bisa bergabung dengan suatu jejaring sosial, kita diharuskan memiliki alamat akun (account). Twitter yang mulai berkemtang di tahun 2009 diminati kaum muda, dini menawarkan bisa mem-follow’ atau tidak mem-follow orang-orang yang disukai sebanyak-banyaknya dan men-retweet. Bila kau tidak punya follower, maka tidak ada yang membaca statusmu namun kau tetap dapat melihat status orang yang difollow. Berbedanya dengan FB yang dimulai tahun 2006 ini mengharuskan adanya konfirmasi pertemanan agar bisa saling membaca time line (daftar status). Masing masing jejaring sosial memiliki kekurangan dan kelebihan, namun diantara yang ada, FB-lah rajanya social networking.

FB mensyaratkan pengguna berumur min 14 tahun ke atas, dengan pemikiran dia sudah bisa memanfaatkan dan mengatasi dampak yang ditimbulkan dari dunia on line. Anak saya yang baru berumur delapan tahun minta dibuatkan akun FB agar terhubung dengan teman-teman sekolahnya, menanyakan PR, tugas sekolah dll. Apa benar begitu? Membuat akun FB hanya perlu waktu lima menit dan selanjutnya bisa berselancar bebas di dunia maya? Sekali klik, maka kita bisa tersambungkan dengan beribu-ribu link dari yang baik sampai jahat termasuk pornografi. Untuk ukuran orang dewasa saja, FB bisa menjadi disalahgunakan orang lain, apalagi untuk anak kecil yang belum bisa menyaring semua informasi yang masuk dengan deras tanpa bisa dibendung dan orang tuanya mungkin tidak bisa mendampingi anak-anak selama 24 jam. Kita tidak tahu dia OL dimana? Bisa saja ke warnet, namun ingatlah dengan HP dia bisa OL, bisa saja dia cukup punya kartu operator yang murah harganya dan meminjam HP temannya, ditambah tanpa mengeluarkan pulsa barang seperak pun (banyaknya paket gratisan FB). Bila anak-anak sudah memedang HP, maka itulah saatnya ”pengawasan” ekstra ketat terhadap penggunaan dan terhubungnya dia ke dunia maya.

Sebagai jalan tengah saya mengijinkan dia melihat tampilan dinding atau beranda FB saya dan menjelaskan mengapa saya suka ”bermain” FB. Saya tunjukkan beberapa foto-foto saudara-saudara di dinding (wall) saudaranya. Saya gemar menulis dan memanfaatkan waktu luang selama perjalanan pulang dan pergi kerja dengan jam tempuh bisa 2-5 jam seharinya, selebihnya tetap membatasi diri dengan tanggung jawab dan kewajiban di rumah. Dan FB menjadi jejaring sosial bukan hanya sejuta umat tetapi semilyar umat. Siapa tidak kenal FB. Tidak punya akun FB, maka akan dianggap ketinggalan jaman. Benar begitu?

Berbagai kasus yang marak ditimbulkan akibat ”penyalahgunaan” FB menjadi buah bibir di masyarakat. Masih teringat kasus penculikan seorang gadis di bawah umur dari Surabaya yang tidak pulang kerumah dan dilarikan ”teman maya”-nya setelah copy darat (bertemu di suatu tempat di Jakarta). Banyak kasus penipuan pun lahir dari sana, karena mudahnya akses. Foto profil yang ”bagus” (baca: cantik & tampan) bisa dipampang dengan mudah untuk memperdaya korbannya, termasuk kasus ’Siska Bogor’ yang banyak membuat orang kecele dengan akun FB-nya dan menipu uang banyak dengan korban yang sebagian besar adalah pria! Sempat tersiar kabar akan dikeluarkan fatwa untuk mengharamkan Facebook (FB), malah ada rumor FB yang akan ditutup pada tanggal 1 Maret 2011, kenyataannya FB masih hidup & marak sampai sekarang, hingga saya bisa men-share tulisan ini.

FB melalui gerakan sejuta facebooker menolak penahanan Bibi & Candra ketua KPK, dan hasilnya luar biasa. Selanjutnya muncul gerakan-gerakan lain untuk mengoalkan sesuatu tujuan Jadi tidak hanya berdampak negatif saja, tetapi FB juga berdampak positif dan bisa dipakai sebagai alat perjuangan mencapai cita-cita mengingat begitu banyaknya pengguna. Sekarang ucapan selamat ulang tahun, atau hari raya tidak lagi menggunakan sms saja, tetapi juga melalui jejaring sosial. Simpel mudah, tidak hanya dengan kata-kata kalimat saja tetapi juga gambar, sekali kirim semua orang bisa menerima, tanpa dipungut biaya.

Masih ingat pertama kali pegang handphone (HP) baru, betapa sulitnya lepas dari barang yang satu itu, malah bisa tidak tidur semalaman mengeset sampai ketemu screen tampilan yang paling pas dan oke. Seharian menelpon teman atau pacar, meskipun harus dibayar dengan pulsa yang dubilah mahalnya. Perkembangan terakhir dengan maraknya HP buatan Cina masuk ke pasaran, HP mewabah ke seluruh golongan ekonomi penggunanya, pun sampai ke anak TK sudah diberi HP. Golongan yang terakhir ini saya tidak habis pikir, untuk apa ya? Kalau jadi umpan para pencopet HP sih setuju banget, seperti memberi ikan pada kucing yang kelaparan.

Selanjutnya bila ketemu teman-teman lama bin jadul, maka pertanyaan yang ditujukan setelah no. Hand phone (HP), tinggal dimana,  pasti alamat akun (account) FB-nya agar bisa terhubung setiap saat. Bukan hanya bisa up date status dalam bentuk kata-kata tapi juga bisa dalam bentuk gambar atau foto. Setiap saat atau moment begitu sering orang memoto dirinya sendiri dengan HP berkamera yang banyak dimiliki dan langsung meng-update fotonya.

Bila ditanya kenapa begitu terikat pada jejaring sosial maka jawabannya lebih banyak karena unsur psikologi, bagaimana sih rasa senangnya ”bernostalgia”, sensansi bertemu, mengobrol dengan teman-teman, saudara bahkan musuh atau mantan pacar kembali, atau bahasa kerennya terhubungnya kembali tali silahturahmi yang terputus sekian lama bahkan hingga puluhan tahun. Pasti seperti kejatuhan durian runtuh atau dapat rejeki nomplok, banyak hal yang ingin dibicarakan. Terkadang hal ini justru menimbulkan kecanduan tersendiri. Cara muda mendeteksi kecanduan jejaring sosial adalah cobalah sehari tanpa terhubung dengan FB atau tweeter atau social networking lain, kalau kau merasa kelimpungan dan salah tingkah maka itulah tahap awalnya, namun bila merasa biasa saja maka berbahagialah karena kau sanggup mengontrol dirimu sendiri.

Selamat datang dunia narcis! Mungkin itulah yang tepat untuk masa sekarang. Apa saja bisa kau bagikan (share) dari buah pikiran, pengetahuan, aktivitas sehari-hari, sampai hal remeh temeh. Siang malam up date! Penyakit yang mewabah adalah on line tidak tahu diri dan tak kenal batas! Dunia narcis menjadi dunia yang sangat dekat, setiap moment dalam hidup dibagikan lewat kata-kata maupun gambar. Bila sudah begitu kau akan merasa sangat ”up date” dengan dunia saat ini, menyaingin para selebritis.

Bahkan bila ketinggalan HP, maka hidup terasa tertinggal di berabad-abad jaman batu karena tidak bisa berkomunikasi dengan siapa-siapa apalagi untuk update status atau membuat tweet. Bila ada pertanyaan lebih baik ketinggalan dompet atau HP, pasti sebagian menjawab ketinggalan dompet. Ketinggalan dompet masih bisa mengutang ke teman atau orang lain, tapi ketinggalan HP? Oh, tidak! Itu serasa dunia runtuh, merasa sendirian walau sesaat.

Semua jejaring perkawanan ini ditawarkan masing-masing dengan kekurangan dan kelebihannya. Kitalah yang harus mengusai hidup kita dan memilih mana yang perlu, kapan perlu terhubung dan jangan lupakan kehidupan pribadi yang tidak perlu diumbar kepada yang lain. Semua yang sudah menjadi status tercatat di dunia maya pun dengan mudah dapat dihack atau disabot juga oleh orang lain  untuk disalahgunakan. Apalah jadinya bila hidup tidak punya privasi dan kau selalu dibuntuti jejaring sosial. Bila sebagian waktu yang dimiliki lebih banyak di dunia internet (selain untuk bekerja) dan begitu kecanduan on line, mungkin ada yang salah dengan hidupmu. Hidup tidak hanya di dunia maya, tetapi lebih utama di dunia nyata dimana  kita hidup dan bersosialisasi dengan keluarga, saudara, teman dan kerabat. Untuk apa menjadi selebritis dunia maya namun kehilangan pertememanan yang sesungguhnya di dunia nyata. Hiduplah secara seimbang, mengobrol dengan teman-teman, berolah raga dan sesekali bershopping bersama, meskipun kau tak membeli barang apapun.

Didunia internet juga ada netiket (etika berinternet) yang harus ditaati. Status mengolok-olok, menghina atau mendeskriditkan orang lain dan berbau SARA bisa dituntut secara hukum. Jadi kita juga harus berhati-hati dalam membuat atau mengomentari status. Batasilah diri dengan kaidah dan norma yang ada dan hormatilah hak orang lain juga. Jangan membuat status/tweet  setiap saat karena akan menggangu time line orang lain. Ambillah waktu yang tepat untuk berpromosi agar orang tidak marah dengan ”barang dagangan” dan akun menjadi diblokir teman. Gunakan jejaring sosial untuk tujuan yang semestinya, banyak manfaat yang bisa diambil dari jejaring sosial ini.  Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru. Jadikan dia kawan yang menguntungkan, namun ketika ada yang bermaksud jahat kepadamu lawanlah tanpa rasa takut.

Dunia internet semakin berkembang pesat, tak bisa dibendung, yang bisa kita lakukan adalah mengelolanya. Dunia ini bukan lagi dunia untuk orang dewasa saja sekaligus dunia anak-anak penerus. Ingatlah bahwa sekali klik, maka ribuan informasi dapat raih dengan mudah, persoalannya adalah siapkah anak-anak menyaring derasnya arus informasi itu. Begitu banyak manfaat sekaligus juga kejahatan berkedok kebaikan disana. Anak-anak akan melihat bagaimana cara orang tuanya ”menaklukkan” dunia yang semakin sempit ini namun begitu cepat berubah dalam layar internet. Setidaknya kita bisa menjelaskan secara sederhana kepada anak-anak tentang berbagai hal, tentang bermacam pergolakan, kejadian atau  peristiwa di tempat lain yang dengan mudah bisa diakses. Menerangkan kekurangan dan kelebihan suatu jejaring sosial dan mengenalkan secara sederhana sesuai dengan umur dan pemahaman mereka. Yang tak kalah penting adala mengajarkan kapan dan dimana waktu yang tepat memanfaatkanya. Mau tidak mau, kita tidak bisa menolak dunia global yang semakin sempit ini. Selamat berjejaring sosial. Hidup harus dicermati dan dinikmati.

Jakarta, 22 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar